SI KANCIL DAN USAGI: Nilai Edukasi dalam Dongeng dari Dua Negara

Tienn Immerry, Femmy Dahlan

Abstract


Tradisi menceritakan dongeng adalah sebuah awal pengenalan sastra kepada anak. Anak Indonesia dan anak Jepang tentunya pernah diperkenalkan kepada dongeng dengan tokoh cerita fauna yang memiliki ukuran tubuh kecil, yaitu Kancil dan Usagi (Kelinci).  Secara pragmatis, dongeng anak sebagai folklor memenuhi prinsip dulce et utile, menghibur dan bermanfaat. Cerita anak diharapkan dapat memperluas cakrawala, memperdalam pengetahuan, dan mengembangkan wawasan sosial. Artikel ini mengungkap nilai luhur yang terdapat dalam dua dongeng dari dua negara, Indonesia dan Jepang. Dongeng dengan cerita hampir sama ini berjudul Si Kancil: Menipu Para Buaya (Indonesia) dan Inaba no Shiro Usagi (Jepang). Metode yang digunakan untuk adalah content analysis dan fungsi folklor.  Hasil penelitian menunjukkan tokoh Usagi dan Kancil sama-sama memiliki akal cerdik yang digunakan untuk mencapai keinginannya meskipun dengan cara yang tidak baik. Berbeda dengan tokoh Kancil yang merupakan fauna biasa, tokoh Usagi memiliki magical power, kata-kata yang diucapkannya menjadi kenyataan di akhir cerita. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Jepang tampak lebih kental daripada tradisi Indonesia. Jika dilihat dari fungsi folklor sebagai alat pendidikan anak, kedua dongeng sama-sama mengandung nilai edukasi. Nilai dalam dongeng Si Kancil dan Inaba no Shiro Usagi ada empat, yaitu edukasi tentang fauna dan habitatnya, alam dan vegetasi dapat digunakan untuk bertahan hidup, kesadaran demi keselamatan, dan edukasi tentang tradisi masyarakat pemilik cerita. Dongeng masing-masing negara memiliki pesan eksplisit dan implisit yang setara, tidak ada yang melebihi satu sama lain.


Keywords


tradisi; dongeng; cerdik; fungsi; nilai luhur

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Alamendah. 2015. “Pelanduk jawa (tragulus javanicus), kancil asli pulau jawa.” [ [https://alamendah.org/2015/02/06/pelanduk-jawa-tragulus-javanicus-kancil-asli-pulau-jawa/ (31102021)]

Amanat, Tri. 2020. “Licik atau cerdik? Resepsi terhadap si kancil di dunia maya.” Jurnal Aksara Vol. 32, No. 2, Desember 2020: 209

Anekkusu (Editor). 2006. “Inaba no shiro usagi.” Japan: Mizuoka Shoten.

Chairunnisa, Ninis. 2021. “Pulau okunishima, pulau misterius surga kelinci di Jepang.” [https://travel.tempo.co/read/1524307/pulau...(31102021)]

Endraswara, Suardi. 2009. “Metodologi penelitian folklor.” Yogyakarta: Media Pressindo.

Rahimsyah AR, MB. 2011. “Kumpulan dongeng si kancil, si kecil cerdik dan menggelitik.” Jakarta: Barus.

Rinaldi, Arnila Ladiga. Immerry, Tienn. Dahlan, Femmy. 2020. “Usagi dan hana: kearifan lokal fauna dan flora.” Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.

Short, Kevin. 2011. “Japanese cattails (gama no nakama).” [https://japanesemythology.files.wordpress.com/2011/10/cattail-folklore.jpg (30012020)]




DOI: http://dx.doi.org/10.25077/we.v10.i2.172

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


REPOSITORI / TERINDEKS DALAM

          

 

 

 

STATISTIK PENGUNJUNG

Flag Counter