URGENSI PENGUATAN IDENTITAS KEWARGANEGARAAN SUBNASIONAL DI KOTA PADANG PASCA GEMPA 2009 STUDI TENTANG REPOSISI ETNIS CINA TERHADAP KEBIJAKAN PUBLIK DAN POLITIK LOKAL

Jumhari Jumhari

Abstract


After earthquake disaster occurred on 30 September 2009, the government of Padang city and its people is not only faced with the question on Padang economic recovery and rebuilding efforts on city infrastructure but also on isssue on how to reconstruct the social structure of local population which was torn due to the handling and management of victims of post days of earthquake. One main issue is the emergence of apriori attitude felt by Chinese residents toward the neglected and discriminative attitude of government. However, it raises social solidarity amongst them post earthquake. As a minority group, Chinese is not only susceptible to economic issues, they are also vulnerable to social and cultural issues, including in the case of post-earthquake in Padang. Strengthening on subnational awareness within Chinese society reemerges when Padang municipal government in the early 2012 is about to demolish unload Gate of Friends Amical Association (Gapura Himpunan Tjinta Teman), one of Chinese cultural symbols built by Chinese ethnic in Padang as a form of solidarity. Thus, the campaigns and slogans glorifying the recognition of the diversity of life constantly voiced by Padang goverment becoming counterproductive and paradox in viewing social phenomena and empirical facts concerning government relations and their minority citizens. It is because the efforts to rebuild the pieces of social solidarity that has been torn, is in fact, it is not a simple task. To establishing uniformity in diversity takes commitment and consistent recognition as to create city residents that is more cultured and dignified in the future. This paper sees the struggle of Chinese people in Padang in their effort to reclaim the cultural symbols in public spaces after the earthquake occurred in 2009 and the emergence of dispute regarding the existence of Gate of Friends Amical Association (Gapura Himpunan Tjinta Teman) in Pecinan Padang area in early 2012 through field research and theoretical studies in analyzing the relationship between public policy and minority groups.


Keywords


Subnasional; kewarganegaraan; Tionghoa; kebijakan publik; Padang

Full Text:

PDF

References


Amran, Rusli. 1988. Padang Riwayatmu Dulu (Cetakan ke II). Jakarta: CV. Yasaguna.

Asnan, Gusti. 2006. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogyakarta: Ombak.

Azwar, Sativi Sutan. 1999. Antakesuma Suji Dalam Adat Minangkabau. Jakarta: Djambatan.

Colombijn, Freek. 2006. Paco-Paco (Kota) Padang, Sejarah Sebuah Kota di Indonesia pada Abad ke-20 dan Penggunaan Ruang Kota. Yogyakarta: Ombak.

Djohan, Eniarti B. 2007. “Mengapa Kajian Bencana?” dalam Masyarakat Indonesia, Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, Jilid XXXIII, No. 2. 2007. Jakarta: LIPI.

Dobbin, Christine. 1992. Kebangkitan Islam dalam Ekonomi Petani yang sedang Berubah, SumateraTengah 1784-1847. Jakarta: INIS.

Effendi, Nursyirwan. 2007. ”Bencana: Pengalaman dan Nilai Budaya Orang Minangkabau” dalam Masyarakat Indonesia, Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, Jilid XXXIII, No. 2. 2007. Jakarta: LIPI.

Erniwati. 2011. Cina Padang Dalam Dinamika Masyarakat Minangkabau: Dari Revolusi Sampai Reformasi (Disertasi yang belum diterbitkan). Jakarta: FIB UI.

Gulo, Anatona. ’Kebudayaan Minangkabau dan Komunitas Orang Nias di Kota Padang, Makalah dalam Diskusi Panel Padang Dari Masa Ke Masa. Padang: Padang Forum & Ninik Mamak Suku.

Graves, Elizabeth E. 2007. Asal-Usul Elit Minangkabau Modern, Respon terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Jakarta: YOI.

Jasmi, Khairul (ed). 2009. Duka Lara Gempa Padang. Padang: Pemko Padang.

Kymlicka, Will. 2002. Kewarnegaran Multikultural. Jakarta: Lp3ES.

Mansoer, M.D. 1970. Sedjarah Minangkabau. Djakarta: Bhratara.

Naim, Mochtar. 1984. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Navis, A.A. 1986. Alam Takambang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafitipers.

Pattiradjawane Rene L. 2001. ’Peristiwa Mei 1998 di Jakarta: Titik Terendah Sejarah Orang Etnis di Indonesia’, dalam Harga yang Harus Dibayar, Sketsa Pergulatan Etnis Cina di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspekti Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

----------------------. 2010. Orang Cina Khek dari Singkawang. Depok: Komunitas Bambu. 2005.

Reportase Eksklusif Harian Singgalang: Gempa Dahsyat Sumatera Barat. Padang: Genta Singgalang Press.

Radjab, Muhammad. 1964. Perang Paderi di Sumatera Barat (1803-1833). Jakarta: Balai Pustaka.

Shiraishi, Takashi. 1997. “Zaman Bergerak”, Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926. Grafiti Press: Jakarta.

Suryadinata, Leo. 1984. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Pres.

Suryadinata, Leo dkk. 2003. Penduduk Indonesai, Etnis dan Agama Dalam Era Perubahan Politik. Jakarta: LP3ES.

Toer, Pramoedya Ananta. 1988. Hoakiau di Indonesi. Garba Budaya, Jakarta.

Wahid, Abdul. 2003. ‘Proses Menjadi (Tidak) Indonesia? Persepsi dan Memori-Rakyat Tionghoa di Yogyakarta’ dalam Budi Susanto, S.J (ed). Identitas dan Postkolonialitas di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,.

Surat Kabar

Kompas, 19 Sepetember 2010.

Singgalang, 1 Oktober 2009.

------------- , 2 Oktober 2009.

------------- , 3 Oktober 2009.

Haluan, 27 November 2011.

Haluan, 31 Januari 2011.

-------- , 7 Februari 2011.

-------- , 8 Februari 2012.

-------- , 9 Februari 2012.

-------- , 14 Februari 2012.

-------- , 9 Mei 2012.

-------- , 30 Mei 2012.




DOI: http://dx.doi.org/10.25077/we.v4.i1.42

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


REPOSITORI / TERINDEKS DALAM

          

 

 

 

STATISTIK PENGUNJUNG

Flag Counter