POLITIK PENCITRAAN DAN POLEMIK SOSIAL-POLITIK MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF KARYA SASTRA

Yerri Satria Putra

Abstract


Bagi sebagian orang, istilah sastra politik apalagi sebagai genre sastra
mungkin masih menjadi kontroversi. Alasannya karena istilah tersebut dinilai jauh
dari prinsip-prinsip sastra yang selama ini mereka yakini sebagai suatu opsi yang
berdiri sendiri. Ariel Heryanto dalam tulisannya menyebutkan bahwa kontroversi
mengenai genre sastra politik ini masih ditolak oleh kalangan sastrawan yang
menganut sastra universal yang pandangannya paling berpengaruh. Mereka
menganut prinsip sastra yang terbebas dari politik karena sastra merupakan seni
yang lahir dari batin sastrawan. Bagi mereka, satu-satunya ideologi kepenyairan
adalah universalisme, sedangkan tanah airnya adalah kehidupan dan kemanusiaan
itu sendiri. Sebagaimana yang disebutkan oleh Geoge Orwell bahwa pengarang
hanya harus terlibat pada satu hal saja: sastra dan biarkanlah sosiolog yang
berkompeten berbicara soal-soal sosial.


Keywords


pencitraan; sosial; politik; Minangkabau

Full Text:

PDF YERRI

References


Awwali, Muchlis. 2006. “Wacana Poskolonial dalam Novel Siti Nurbaya: Perspektif

Cultural Studies,” tesis M.Si., Denpasar: Program Kajian Budaya-Universitas

Udayana.

Damono, Supardi Djoko. 1979. “Novel Indonesia Sebelum Perang.” Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

____________________. 1984. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Dahlan, Muhidin M, (editor). 2001. “Postkolonialisme: Sikap Kita Terhadap

Imperialisme.” Yogyakarta: Penerbit Jendela.

Faruk. 1999. Hilangnya Pesona Dunia: Sitti Nurbaya, Budaya Minang, Struktur

Sosial Kolonial. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

_____. 2002. Novel-novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka: 1920-1942. Yogyakarta:

Gama Media.

Junus, Umar, 1982, “Sosiologi Sastera: Persoalan Teori dan Metode di sekitar Sastera

Melayu dan Indonesia,” disertasi Ph.D., Jabatan Pengajian Melayu, University

Malaya Kuala Lumpur.

Luxembur, Jan Van. Mieke Bal. Willem G. Weststeijn. 1991. “Tentang Sastra,” (Terj.

Akhadiati Ikram). Jakarta: Intermasa.

Maradjo, Sj. B. 1925. “Tjeritera Toeankoe Pantjoeran Rawang dan Sja’ir Si Bakri.”

WACANA ETNIK

Yerri Satria Putra

Drukkerij Balai Poestaka.

Mahayana, Maman S. 2001. Akar Melayu: Sistem Sastra dan Konfl ik Ideologi di

Indonesia dan Malaysia. Magelang: Indonesiatera.

Nurgiyantoro. Burhan. 1996. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Retnaningsih, Dra. Aning. 1965. Roman Dalam Masa Pertumbuhan Kesusasteraan

Indonesia Modern. Djakarta: Erlangga.

Sumardjo, Jakob. 1992. Lintasan Sastra Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakri.

Salim, Drs. Peter. Yenny Salim, B.Sc. 1991. “Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer.”

Jakarta: Modern English Press.

Sudarmoko. 2005. “Roman Pergaoelan (1938-1941): Praktik Ideologi Sastra di

Daerah,” tesis M.A., Talen en Culturen van Zuid-Oost Azië en Oceanië.

Universiteit Leiden.

Watson, C.W., 1972. “The Sociology of the Indonesian Novel 1920-1955,” tesis MA,

University of Hull.




DOI: http://dx.doi.org/10.25077/we.v1.i2.60

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


REPOSITORI / TERINDEKS DALAM

          

 

 

 

STATISTIK PENGUNJUNG

Flag Counter